pukul empat; safe place

sepanjang hari kemarin sejujurnya terasa berat bagi jaemin, pun bagi renjun. banyak hal berlarian dalam benak keduanya, tapi baik jaemin maupun renjun dua-duanya memilih diam.

bukan.

bukannya jaemin tidak mau berbagi cerita pada renjun, ia hanya ingin menikmati hening ini bersama kasihnya untuk beberapa saat. karena entah kenapa, meski hening, dengan adanya renjun di sampingnya ia tetap merasa tenang.

pun dengan laki-laki manis yg sedang terbaring di sampingnya ini. sama halnya dengan jaemin, renjun juga menikmati hening ini.

pukul empat dini hari.

baik jaemin mau pun renjun sama-sama memejamkan mata. bukannya terlelap, keduanya sama-sama tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.

satu menit.

dua menit.

tiga menit.

hingga pada detik berikutnya tiba-tiba tangan mungil renjun terulur menyentuh dahi jaemin, kemudian jari-jarinya bergerak ...

ah renjun memijatnya.

hal yang selalu ia lakukan secara tiba-tiba terutama di saat-saat seperti ini dan tentu selalu berhasil mengusir segala resah yang secara sengaja mampir pada benaknya.

sungguh, jaemin seketika jadi lega.

renjun selalu punya cara menunjukkan cintanya dan cara renjun menunjukkan cintanya memang selalu dari hal-hal sesederhana ini.

selain kepala, tangannya akan bergerak memijat tangan jaemin, kemudian pundak, meremas-remasnya dengan lembut dan ya, selalu berhasil membuat jaemin tenang.

rasanya seolah-olah di ujung jari renjun terdapat kekuatan magis.

rasanya seperti diberi dukungan dan kekuatan baru.

jaemin menyukai itu.

meski renjun tidak mengucapkan apapun, dari pijatan-pijatan ringan yang dia berikan, jaemin merasa kasihnya seperti berkata, “hari ini berat ya? nggak apa-apa. kamu hebat.

atau...

kamu capek, ya? nggak apa-apa, kamu udah ngelakuin yang terbaik.

sungguh hening yang satu ini betul-betul menenangkan.

entah bagaimana, seluruh masalah yang tadi menyelimuti pikiran jaemin ikut meluruh seiring dengan sentuhan-sentuhan ringan yang renjun berikan.

jaemin benar-benar merasa aman.

setelah tidak ada pergerakan lagi dari renjun, jaemin beralih menghadap kasihnya. kemudian membalas pijatan-pijatan ringan tadi dengan hal yang sama; mulai dari kepala, tangan dan pundak. lalu setelah dirasanya renjun mulai tenang, jaemin tautkan jamarinya dengan jemari mungil kasihnya, mengunci genggaman tangan keduanya.

atas apa yang jaemin lakukan itu, dada renjun menghangat.

sentuhan ringan dari jaemin berhasil menciptakan percikan api di dalamnya.

aneh, padahal yang dilakukan jaemin hanya sekadar memijatnya dengan ringan tapi hangat dari tangan jaemin, entah bagaimana ikut menjalar ke seluruh tubuhnya.

nyaman.

hanya seperti ini saja dan renjun merasa seperti berada di tempat teraman di dunia.

sebab seluruh afeksi yang jaemin berikan, meski sederhana, tapi renjun merasa dicintai sepenuhnya.

**

©beyellowed